Menginspirasi dan Bersinergi Membangun Kepercayaan – Saya menyadari bahwa perlakuan orangtua saya dulu menjadikan saya anak yang manja. Tapi eits, jangan salah paham dulu! Manja yang saya maksudkan bukan berarti setiap apa yang saya inginkan dituruti dan setiap apa yang saya katakan di-iya-kan lho ya. Saya justru diajarkan bahwa untuk mendapatkan sesuatu dibutuhkan daya dan upaya yang tidak main-main, misalnya, saya harus dapat ranking satu supaya dibelikan tamagotchi yang pada masa itu sedang booming (era 90-an).
Manja yang saya maksudkan di atas adalah saya terbiasa diantar ke mana-mana oleh Bapak dengan motor roda duanya. Saat TK, saya selalu diantar dan dijemput Bapak dengan motornya, sesekali jalan kaki kalau sedang kehabisan bensin. Saat SD, saya diantar dan dijemput Bapak masih dengan motornya. Saat SMP, selain diantar dan dijemput Bapak dengan motornya, ada kalanya saya jalan kaki bersama teman-teman yang arah pulangnya sama dengan saya—yang pasti berjalan kaki bersama teman-teman sepulang sekolah kala itu adalah salah satu masa-masa terindah masa muda saya—eaa malah nostalgia. Saat SMA, Bapak dan Mamas bergantian mengantar atau menjemput saya dari sekolah—mana yang sempat saja—masih dengan sepeda roda dua bermotor.
Menginspirasi dan Bersinergi Membangun Kepercayaan - kesumariyanti |
Manja yang saya maksudkan di atas adalah saya terbiasa diantar ke mana-mana oleh Bapak dengan motor roda duanya. Saat TK, saya selalu diantar dan dijemput Bapak dengan motornya, sesekali jalan kaki kalau sedang kehabisan bensin. Saat SD, saya diantar dan dijemput Bapak masih dengan motornya. Saat SMP, selain diantar dan dijemput Bapak dengan motornya, ada kalanya saya jalan kaki bersama teman-teman yang arah pulangnya sama dengan saya—yang pasti berjalan kaki bersama teman-teman sepulang sekolah kala itu adalah salah satu masa-masa terindah masa muda saya—eaa malah nostalgia. Saat SMA, Bapak dan Mamas bergantian mengantar atau menjemput saya dari sekolah—mana yang sempat saja—masih dengan sepeda roda dua bermotor.