Tuesday, November 1, 2016

Resensi Novel Le Petit Prince - Antoine de Saint-Exupery

Resensi Novel Le Petit Prince - Antoine de Saint-Exupery - Sesungguhnya, saya bukan tipe orang yang suka membaca novel bertemakan fiksi. Tetapi, setelah saya selesai mebaca buku Le Petit Prince saya mendapatkan banyak pelajaran yang dapat diambil. Baca Juga Entri Sebelumnya: Prive Uri-Cran, Sehat dan Praktis Atasi Anyang-Anyangan
Resensi Novel Le Petit Prince - Antoine de Saint-Exupery
Resensi Novel Le Petit Prince - Antoine de Saint-Exupery
Buku Le Petit Prince ini ditulis oleh penulis Prancis bernama Antoine de Saint –Exupery yang kemudian diterjemahkan oleh Hennywat, Ratti Afandi, Tresnati, dan Lolita Dewi di bawah penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Tebal buku hanya satu cm menggambarkan bahwa buku ini adalah buku yang akan habis dalam sekali baca dengan jumlah halaman sebanyak 118 halaman. Buku yang saya baca adalah buku cetakan keempat, Februari 2016 dengan ISBN: 978 – 602 – 03 – 2341 – 1

Seorang penerbang yang mengalami kecelakaan pesawat di Gurun Sahara tanpa adanya seorang awak di dalam pesawat tersebut dan mencoba memperbaiki pesawatnya sendirian. Pada waktu subuh ia terbangun dan terkejut mendapati soarang bocah pangeran dari planet lain dan meminta digambarkan sebuah biri – biri. Dengan enggan sang pilot tersebut menggambarkan sebuah biri – biri karena dia telah lama mengkubur dalam - dalam bakat melukisnya. Saat kecil sang pilot pernah menggambar seekor gajah didalam perut ular sanca, tapi banyak dari orang dewasa yang melihat gambar tersebut dan mengira bahwa itu adalah topi. Ia berfikir orang dewasa hanya serius terhadap angka angka dan tidak pernah mengerti apa – apa sendiri, dan sangat melelahkan bagi anak kecil untuk selalu memberi penjelasan. Jadi ia merubah profesinya menjadi pilot dengan demikian ia telah berhubungan dengan orang serius sepanjang hidupnya.

Novel ini menceritakan tentang seorang penebang yang pesawatnya jatuh di Gunung Sahara. Di tengah memikirkan akan jalan keluar akibat persediaan minum yang tak memadai, tiba –tiba muncul seorang pangeran dengan rambut keemasan dan sang pangeran meminta digambarkan seekor biri – biri. Pangeran cilik ini memiliki sifat penyayang dan rasa ingin tahu yang besar akan sesuatu hal, seperti yang tertera di dalam buku bahwa pangeran cilik ini kabur dari bunga yang menyiksanya tetapi mereka berdua saling menyayangi dan ia juga tak pernah melupakkan pertanyaan yang sudah diajukannya. Sifat sang pilot sama saja seperti kebanyakan orang dewasa yaitu selalu serius.

Pada setiap novel pasti terdapat kekurangan dan kelebihan dari segi isinya, tulisannya, bahasanya, dll. Pada novel Le Petit Prince juga terdapat kekurangan, yaitu bahasanya sulit untuk dipahami dan tidak cocok untuk anak-anak, serta tidak terdapatnya pembatas buku, saya tipikal orang yang malas melipat suatu halaman karena itu dapat merusak novel ataupun buku tersebut. Dan kelebihan dari buku yang paling banyak diterjemahkan di dunia ini adalah banyaknya pelajaran yang dapat diambil dari setiap bab pada novel ini, di setiap bab pada novel ini juga banyak terdapat gambar yang dapat menggambarkan sesuatu kejadian pada bab tersebut. 

Sebenarnya banyak quote yang saya sukai dari buku ini, tapi saya hanya mengambil satu yang terbaik dari yang saya sukai, salah satunya: “Orang – orang dewasa menyukai angka. Ketika kau mendeskripsikan seorang teman baru kepada mereka, meraka tak pernah menyanyakan padamu hal – hal penting. Mereka tak pernah bertanya ’seperti apa suaranya? Apa permainan favoritnya? Apakah dia mengoleksi kupu – kupu?’ Bukannya bertanya begitu meraka malah menuntut ‘ Berapa umurnya? Berapa banyak kakak dan adiknya? Berapa beratnya? Berapa pengahasilan ayahnya?”  (hlm. 21)


Resensi Novel Le Petit Prince - Antoine de Saint-Exupery ini ditulis oleh Nadia Yasmin, siswa Damascus, SMA IT Arraihan.

No comments:

Post a Comment

Komentar yang baik adalah komentar yang menggunakan bahasa yang baik pula :)