Belajar Mengubah Perspektif - Pernah dengar kalimat, "Nggak semua yang lo dengar itu benar," kan? Kalimat itu pernah jadi tagline sebuah iklan komersial di televisi pada tahun 2000-an. Dan ya, saat itu, kalimat itu begitu berkesan dan menjamur di masyarakat, khususnya di kalagan remaja. Buat saya pribadi, tagline tersebut sangat mengena di hati karena, adakalanya, benar-benar saya alami. Misalnya, saat saya mendengar sebuah berita yang menghebohkan hingga membuat seisi rumah atau sekolah membicarakannya, padahal usut punya usut hal tersebut belum tentu benar; gosip belaka.
Belajar Mengubah Perspektif |
Nah, sama halnya dengan kalimat tersebut, bahwa apa yang kita dengar belum tentu benar, maka apapun yang kita lihat belum tentu juga kebenarannya--dalam artian bahwa anggapan atau prasangka kita terhadap sebuah keadaan yang kita lihatlah yang belum tentu benar. Misalnya, ketika saya melihat kehidupan seseorang pengusaha muda yang tinggal di sekitar lingkungan saya bekerja, rumahnya megah, mobilnya berderet lima, asisten rumah tangganya banyak, padahal saya tahu bahwa di rumah itu hanya ada sepasang suami istri dan seorang anak yang masih berusia balita, maka akan menjadi wajar jika saya menganggapnya hidup secara berfoya-foya.
Padahal, mungkin saja, semua keadaan itu untuk menunjang kegiatan yang sering dilakukan di rumah itu, misalnya mereka selalu mengundang anak yatin di akhir pekan atau melakukan kegiatan amal lainnya, yang membutuhkan banyak tenaga dan transportasi dalam pelaksanaannya, maka pada keadaan seperti ini prasangka awal saya jelas salah kaprah.
Menyadari ciptaan-Nya yang akan mudah berprasangka inilah, maka Allah swt. memerintahkan untuk meninggalkan prasangka buruk karena hal itu merupakan dosa, sebagaimana firman-Nya dalam Al Hujarat: 12 yang memiliki arti, “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah oleh kalian kebanyakan dari persangka (zhan) karena sesungguhnya sebagian dari persangka itu merupakan dosa.”
Dari uraian keadaan tersebut, saya memahami bahwa prasangka adalah sebuah hal yang membahayakan jika dibiarkan menjadi liar. Maka alhamdulillah karena saya diberikan kesempatan untuk belajar mengubah perspektif saya terhadap sesuatu, yaitu anak-anak, calon peserta didik baru di Arraihan Islamic High School dalam kegiatan penerimaan peserta didik untuk tahun ajaran baru 2017--2018.
Belajar Mengubah Perspektif - Calon Siswa Baru Arraihan |
Dua ribu tujuh belas adalah tahun pertama saya dilibatkan dalam kegiatan akbar ini. Perhelatan yang menentukan akan bagaimanakah kondisi dan potensi peserta didik di sekolah kami pada tahun-tahun yang akan datang. Akan seperti apakah jiwa-jiwa yang kelak dihadapi oleh pendidik Arraihan. Pada kegiatan ini saya memiliki kesempatan untuk mengenali calon peserta didik lebih awal dari pihak manapun.
Sebagian besar dari mereka memiliki antusiasme yang tinggi untuk berada di Arraihan Islamic High School. Selain karena ingin mengikuti keinginan orang tua, menurut mereka Arraihan juga merupakan sekolah yang keren dan terlihat menyenangkan. Tapi ada pula salah satu calon peserta didik yang saya jumpai dengan tingkat kepedulian yang rendah saat tes dilakukan, bahkan setelah saya mengumumkan bahwa nilai observasi dilakukan dengan melihat apa yang mereka kerjakan, ia tidak juga berubah antusias, justru semakin tidak acuh.
Saya yang biasanya, akan mencap bahwa ada yang salah dengan anak tersebut, mungkin ia pemalas, atau karena dia lemah dalam memahami bahasa verbal saya, atau justru karena anak tersebut kurang peka terhadap orang-orang disekelilingnya. Namun, saya berusaha untuk mengubah perspektif saya dengan mempertimbangkan bahwa anak tersebut memiliki alasan untuk berlaku seperti itu. Dan benar saja, setelah saya ajak bicara dengan baik, ternyata saya ketahui bahwa ia memiliki sekolah impiannya sendiri, bukan Arraihan sebagaimana Arraihan menjadi sekolah impian kedua orangtuanya untuk dirinya.
Berkat kejadian ini saya paham betul, bahwa tidak semua yang kita lihat adalah sebuah kebenaran. Maka sepatutnya kita tidak berprasangka kecuali berprasangka yang baik kepada orang lain. Semoga tulisan singkat Belajar Mengubah Perspektif ini memberikan kebermanfaatan untuk teman-teman semua 👌
Saya yang biasanya, akan mencap bahwa ada yang salah dengan anak tersebut, mungkin ia pemalas, atau karena dia lemah dalam memahami bahasa verbal saya, atau justru karena anak tersebut kurang peka terhadap orang-orang disekelilingnya. Namun, saya berusaha untuk mengubah perspektif saya dengan mempertimbangkan bahwa anak tersebut memiliki alasan untuk berlaku seperti itu. Dan benar saja, setelah saya ajak bicara dengan baik, ternyata saya ketahui bahwa ia memiliki sekolah impiannya sendiri, bukan Arraihan sebagaimana Arraihan menjadi sekolah impian kedua orangtuanya untuk dirinya.
Berkat kejadian ini saya paham betul, bahwa tidak semua yang kita lihat adalah sebuah kebenaran. Maka sepatutnya kita tidak berprasangka kecuali berprasangka yang baik kepada orang lain. Semoga tulisan singkat Belajar Mengubah Perspektif ini memberikan kebermanfaatan untuk teman-teman semua 👌
Kei!!!! :D hey my friend!! i found your blog!! hehe
ReplyDelete